Kamis, 01 Juni 2017

MANFAAT PDA (PERSONAL DIGITAL ASSISTANCE) DI BIDANG KESEHATAN

  1. Pengertian PDA (Personal Digital Assistance)
PDA (Personal Digital Assistance) merupakan alat yang untuk memudahkan pendokumentasian cara memasukkan personal digital assistant (PDA) ke dalam program keperawatan merupakan sebuah inovasi yang sangat memberikan manfaat lebih bagi dunia kesehatan, dunia keperawatan khususnya. Fungsi bantuan PDA untuk perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya.


PDA (Personal Digital Assistance) itu sendiri merupakan sebuah alat komputer genggam portable dan dapat dipegang atau disentuh dengan tangan melalui layar touch screen. Adapun keuntungan alat ini adalah mengurangi pengulangan pertanyaan tehadap data yang sama, meningkatkan kepuasan klien, dan menghemat waktu perawat. Kerugian alat ini adalah perawat jarang kontak dengan klien, biaya cukup tinggi, perawat menggunakan alat ini untuk bermain-main daripada memberikan asuhan keperawatan, masalah keamanan dan kerahasiaan klien, PDA bisa tiba-tiba rusak, dan tidak dapat digunakan untuk kondisi darurat.

  1. Manfaat PDA (Personal Digital Assistance)
  1. Mengurangi kesalahan dalam pemberian obat pada pasien dan membantu dalam penghitungan diet dan cairan pada pasien;
  2. Program pengabotan pada pasien merupakan elemen penting dalam praktik keperawatan, dan sebagai perawat professional harus selalu memprioritaskan keselamatan pasien (patient safety). Menurut penelitian Greenfield (2007) di The American Academy of Nursing, insiden kesalahan dalam pemberian obat dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi baru yaitu personal digital assistant yang diletakkan disamping tempat tidur pasien. Sehingga perawat dapat langsung mengakses data dengan cepat dan mudah untuk mendapatkan informasi tentang program pemberian obat.
  3. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan cepat.
  4. Beban kerja perawat yang banyak menyebabkan proses pendokumentasian sering terlupakan belum lagi proses pendokumentasian manual lebih banyak menghabiskan waktu. Saat ini dengan penggunaan PDA di rumah sakit, akan memudahkan perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan, karena PDA mempunyai fasilitas untuk menyimpan data. Selain itu PDA juga dapat menyimpan email, alamat website, dan dapat sebagai agenda harian perawat.
  5. Pada pasien dengan gangguan ginjal yang memerlukan hemodialisa, sangat penting untuk memantau diet dan asupan cairan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan cara diet yang baik merupakan tantangan bagi sebagian besar pasien dengan kasus ini. Melalui suatu studi penggunaan PDA pada pasien gangguan ginjal ini, telah terbukti sangat membantu pasien dalam menjalankan program dietnya setiap hari. Melalui PDA ini, meningkatkan kepatuhan pasien akan program pengobatan yang tengah dijalaninya;
  6. PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan
  7. Menyimpan data pasien, email, alamat website, dan diary/agenda harian
  8. Menambah pengetahuan perawat di bidang teknologi informasi dan meningkatkan cara berpikir kritis perawat. menurut Jeffrey (2010), penggunaan personal digital assistant pada mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan penalaran berpikir mahasiswa dan mengurangi ketergantungan mahasiswa terhadap staf pengajar sebagai sumber daya dominan. Dimana melalui penggunaan teknologi informasi ini mahasiswa dapat mengeksplorasi proses keperawatan dengan cepat dan mudah.
  9. Mengurangi beban kerja dan meningkatkan kepuasan kerja perawat.

 Kita ketahui bersama bahwa tugas rutin yang harus dilakukan perawat setiap harinya tidaklah sedikit. Terkadang kita jumpai perbandingan jumlah perawat yang dinas pada satu shift tidak sesuai dengan banyaknya jumlah pasien yang dirawat di satu ruangan. Oleh karena itu diperlukan pencatatan pendokumentasian yang lengkap dan akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan dan agar tindakan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan kemajuan teknologi informasi, tingkat kesalahan ini dapat dimimalisir dengan menggunakan personal digital assistant yang diletakkan disisi tempat tidur pasien. Sehingga perawat dengan mudah mengetahui keadaan pasien tanpa harus melihat dokumentasi yang akan menyita waktu yang cukup lama.

  1. Sistem Kerja PDA (Personal Digital Assistance)
Sebagai komputer genggam, PDA memiliki processor dan sistem operasi layaknya komputer biasa. Sistem operasi ini merupakan peranti lunak utama pada PDA. Cara kerjanya sama seperti sitem operasi pada komputer seperti Windows XP, Mac OS, tetapi didesain khusus untuk PDA. Terdapat dua kesamaan sistem operasi pada PDA yaitu Palm dan Pocket PC (Windows Mobile). Keduanya bekerja dengan program piranti lunak yang berbeda, jadi walaupun berisikan banyak dokumen seperti gambar, musik dan lainnya yang bisa dipakai namun tidak pada pemrogaman. Pada penyimpanan data tanpa kartu memori, disimpan dalam RAM dengan ukuran puluhan MegaByte sedangkan sumber energinya berasal dari baterai isi ulang. Selain itu bisa juga menggunakan adaptor yang disambungkan ke tenaga listrik.(Wiggins, 2004). Saat ini dengan menggunakan PDA yang ditunjang dengan program software yang sesuai, maka memungkinkan bagi tenaga kesehatan untuk membawa data-data mengenai pasiennya hanya dalam genggaman tangannya (Spikol, 2005). Beberapa keuntungan dari penggunaan PDA sebagaimana yang diungkapkan Spikol, antara lain pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi pasien, tingkat keamanan pasien yang lebih tinggi, dan meningkatkan efisiensi (Spikol, 2005).


Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis PDA dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita dan Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003). `    Hasil penelitian yang dilakukan Sally juga menunjukkan hasil serupa, dimana didapatkan bahwa penggunaan PDA oleh perawat membantu dalam pengambilan keputusan (91%), menunjang keamanan pasien (89%), dan meningkatkan produktivitas (75%) (Sally et all, 2009). Ada beberapa alasan utama mengapa PDA digunakan dalam profesi medis dan perawat (R. Luanrattana, 2007 dan Rosenthal, 2004):
  1. PDA memberikan kecepatan untuk pengumpulan data.
  2. PDA banyak digunakan dalam praktek medis dan keperawatan.
  3. PDA banyak digunakan untuk tujuan pendidikan
  4. Manajemen resiko dan mengurangi kesalahan
  5. Mengurangi stres
Cara kerja Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Kegiatan sehari-hari perawat biasanya direkam pada grafik yang menggambarkan transisi dari kondisi pasien, termasuk tanda-tanda vital pasien dan perawat perawatan yang diberikan kepada pasien siang hari. Juga, rincian berfokus pada masalah-masalah khusus dari pasien yang dijelaskan pada lembar aliran. Tujuan dari sensor sistem adalah untuk mengidentifikasi unit kerja yang secara otomatis muncul dalam catatan ini ditulis oleh perawat. Sistem sensor menggunakan pedometer dan sensor kemiringan untuk mencapai tujuan.
Gerakan perawat menunjukkan pola tertentu dari setiap jenis keperawatan perawatan, jadi mungkin untuk mengidentifikasi pekerjaan unit masing-masing asuhan keperawatan dengan menganalisis fitur dari jumlah langkah kaki dan kemiringan postur perawat . Kami memilih hanya sensor ini karena mereka tidak menghalangi gerak perawat. Dalam keperawatan nyata lingkungan, tidak dapat melampirkan sensor untuk perawat sebagai luas sebagai upaya penelitian sebelumnya melakukan ( Naemura et al , 2001).
Kami juga mengadopsi suara merekam untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci tentang asuhan keperawatan seperti nama pasien, nama-nama lain Staf medis dan nomor kamar yang berhubungan dengan peduli . Untuk menambahkan tag tersebut ke sensor data, kita meminta perawat untuk data suara masukan tentang perawatan saat ini dilakukan. Sebuah switch non – sentuh diperkenalkan untuk mengubah antara waktu perekaman dan waktu privasi. Data suara mereka diproses oleh pidato pengakuan sistem ( Sumiyoshi et al , 2001 ) , dan informasi di atas diekstrak

  1. Cara Pengoperasian PDA (Personal Digital Assistance)
            Pengoperasian PDA ini dilakukan dengan menggunakan jaringan internet atau wireless. Servernya yaitu satu computer yang menjadi pusat data yang ada di rumah sakit. Kemudian dengan jaringan internet atau wireless tersebut data-data yang ada dikomputer dapat diakses melalui PC, HP, Tablet dan gadget lainnya.          
Apabila PDA ini diterapkan dibidang kesehatan utamanya keperawatan, data-data pasien yang dirawat di rumah sakit di simpan pada computer induk Rumah Sakit dan itu menjadi servernya. Kemudian data-data pasien dapat diakses oleh dokter, perawat dan tenaga medis lainnya melalui tablet, HP, PC, dan gadget lainnya untuk proses perawatannya sehingga tenaga medis dapat memantau keadaan pasiennya. Teknologi ini juga dapat dimanfaatkan keluarga untuk memantau keadaan keluarga yang dirawat. Dengan menggunakan PDA yang ditunjang dengan program software yang sesuai, maka memungkinkan bagi tenaga kesehatan untuk membawa data-data mengenai pasiennya hanya dalam genggaman tangannya (Spikol, 2005).
Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan data eror. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat. Penggunaan PDA dalam proses pendokumentasian dapat mengurangi waktu pendokumentasian karena perawat dapat melakukan pendokumentasian segera setelah perawat selesai melakukan tindakan, kesalahan dalam pendokumentasian juga menurun, perawat tidak perlu mengingat-ingat lagi tindakan yang ia lakukan kepada pasien untuk di tuliskan pada lembar pendokumentasian seperti pada saat melakukan pendokumentasian keperawatan secara manual. selain itu pelatihan penggunaan PDA harus dilakukan secara terus menerus sehingga dalam penggunaannya tidak terjadi kesalahan.

Langkah awal menggunakan PDA sama seperti saat mempelajari komputer/internet. Dibutuhkan sifat keingintahuan, kemauan dan belajar dari kesalahan adalah kuncinya. Thomson of Jim’s Palm Pages (2003) memberikan arahan dasar aplikasi PDA :
  1. Buka item box PDA dan lihat isian komponennya, kemudian kita membaca manual/petunjuk (dalam CD). Setelah itu hubungkan PDA dengan PC/laptop, kemudian hubungkan kabel data dengan port USB di komputer, dan masukkan dalam soketnya.
  2. Ikuti petunjuk untuk menginstal software ke PC/dekstop/laptop dan lakukan hotsync (pertukaran data di PC dengan PDA , dan ini dilakukan dengan menekan tombol cradle saat PC menyala)
  3. Gunakan PDA dengan : menyalakan tombol (on/off), sesuaikan kontras tampilan layar. Lakukan sentuhan setiap icon, sambil melatih cara menulis dan simpan dalam buku harian.
  4. Bawa selalu dan gunakan PDA, mulai dari yang bersifat fun/menyenangkan dan simple/sederhana
  5. Setelah terbiasa melakukan hotsync, dan coba browse assesoris seperti tampilan tambahan, akses internet, email dsb
  1. Hal–Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan Alat PDA
PDA sebenarnya merupakan computer kecil dengan prosesor dan system operasi khusus. Sistem operasi yang paling sering digunakan adalah Palm OS (di PDA Palm dan Sony) dan Microsoft Pocket PC (di PDA Hewlett-Packard, Casio dan Toshiba). Semua PDA memiliki layar sentuh sensitif sehingga untuk memasukkan data dapat melalui stylus (pena khusus) dengan cara mengetuk atau menulisi layar. Perangkat lunak yang ada pada Palm atau Pocket PC, misal Zagat to Go, disimpan di dalam RAM (biasanya 16-64 megabyte), jenis alat penyimpan di mana data di dalamnya bisa hilang jika komputer mati (terjadi pada PC). Namun, RAM untuk PDA berbeda karena tetap bisa bekerja dengan adanya sedikit daya dari baterai meskipun PDA dimatikan.


Kapasitas RAM bawaan bisa ditambah dengan kartu memori flash yang bisa dimasukkan ke slot di PDA. Baterai PDA biasanya berupa Li-Ion, sehingga bisa diisi ulang. Adaptornya juga bisa digunakan untuk menyambungkan PDA ke colokan listrik AC. Untuk memindahkan file dari PDA ke PC atau laptop 9 (dan sebaliknya), bisa dilakukan dengan 3 macam cara, yaitu :
  1. Mengambil kartu flash PDA kemudian memasukkannya ke card reader pada komputer, baik versi built-in maupun melalui port USB.
  2. Meletakkan PDA di cardle khusus yang disambungkan ke port USB.
  3. Melakukan transfer data secara nirkabel dengan menggunakan koneksi Wi-Fi atau Bluetooth di PDA.
Ada juga hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan PDA dalam keperawatan yaitu:
  1. Menjaga kerahasiaan pasien, perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka dilindungi password dan bahwa program enkripsi data terinstal.
  2. PDA dapat terinfeksi bakteri dan dengan demikian memiliki potensi untuk menjadi vektor untuk infeksi nosokomial.
Jadi, penggunaan teknologi komputer didalam keperawatan saat ini sudah tidak asing lagi. Banyak teknologi komputer yang bisa digunakan termasuk salah satunya adalah Personal Digital Assistant (PDA). Banyak orang yang sudah melakukan penelitian terkait dengan apa saja manfaat dan keuntungan dalam penggunaan PDA ini didalam pelayanan keperawatan. Diantaranya adalah pekerjaan yang dilakukan perawat menjadi cepat, tepat dan lebih efisien, serta pasien diuntungkan karena kemungkinan untuk kesalahan dalam pengobatan menjadi berkurang atau malah tidak ada sama sekali. Penggunaan teknologi PDA ini sebaiknya secara bertahap sudah mulai diterapkan di Indonesia supaya pelayanan keperawatan yang diberikan semakin lebih baik dan bermutu. Akan tetapi tentu harus diimbangi dengan kemampuan perawat itu sendiri dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga penggunaan teknologi PDA tersebut betul-betul bermanfaat dan berhasil guna. Keamanan data pasien merupakan hal berikutnya yang harus diperhatikan. Upaya untuk menjaga kerahasiaan pasien dilakukan dengan memberikan kode akses hanya kepada dokter, perawat dan petugas kesehatan di ruang kamar bersalin.

  1. Peran Perawat Dalam Menyikapi Adanya Tekhnologi PDA
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat kontemporer saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat kontemporer menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik. Sebagai pemberi perawatan atau care giver, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu namun berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Dengan adanya kemajuan tekhnologi di bidang kesehatan sangat memudahkan perawat memberikan pelayanan yang holistik kepada klien. Maka dari itu semestinya perawat, harus dapat memberikan pelayananya yang optimal terhadap klien.
Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien. Pada tekhnologi yang sudah saya paparkan disini, terlihat sekali bahwa penggunaan PDA memiliki dampak negatif dan positifnya. Tekhnologi yang ada ini, sangat rawan terhadap privasinya. Maka dari itu keamanan merupakan prioritas yang harus di utamakan perawat dalam menjalankan fungsinya sebagai advokat atau pelindung klien. Selain itu adanya isu mengenai aspek legal penggunaan tekhnologi sangat menuntut perawat untu terus berhati-hati menghadapi perkembangan tekhnologi yang ada.


Peran perawat lainnya sebagai peneliti yaitu mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. Dengan adanya trend dan issue yang berkembang seiring dengan perkembangan tekhnologi di bidang kesehatan, ada baiknya seorang perawat harus mengadakan adanya suatu perencanaan yang sistematis. Meskipun kita tahu bahwa tugas perawat sedikit terbantu dengan adanya tekhnologi-tekhnologi ini, tetapi perawat harus tetap memperhatikan berbagai kemungkinan terburuk yang nantinya akan dihadapi berkaitan dengan tekhnologi-tekhnologi tersebut.
Peran perawat sebagai pendidik sangat dibutuhkan dalam menyikapi perkembangan tekhnologi saat ini. Perawat harus membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan memberikan berbagai macam penjelasan mengenai dampak positif negatif perkembangan tekhnologi yang saat ini memang sudah merambah di bidang kesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Klien bukannya akan takut, tetapi ajak klien untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang ada.

  1. Implikasi PDA di Indonesia
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan. PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian. PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan misalnya meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat.

Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan “touch” over “tech” (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih “gaptek” tehnologi, termasuk PDA.
Pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).

Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar