Senin, 19 Juni 2017

JENIS-JENIS TEKNOLOGI MKESEHATAN

1. TEKNOLOGI FLASHCUTRRER SEBAGAI SUNAT LASER
  • Perbedaan Flashcutter dan elektrokauter

    Flashcutter Elektrokauter
    1. Pisau halus dan tajam. 1. Pisau tumpul
    2. Pisau memotong cepat (tidak membakar) 2. Pisau memotong lambat (membakar)
    3.Bertenaga baterai (tidak berbahaya) 3.Bertenaga listrik (berbahaya)
    4. Dapat dipakai sewaktu-waktu tanpa harus menyiapkan kabel listrik (PLN) 4. Mutlak membutuhkan dan harus menyiapkan kabel listrik (PLN)
    5. Bebas untuk dipakai pada khitan masal, 1 alat dibawa keliling, cukup untuk 100 orang. 5. Untuk khitan masal membutuhkan banyak alat, karena tertambat kabel listrik. Persiapan menjadi lebih lama
     
 
  • Keuntungan.
  • Memotong sangat cepat sehingga terhindar risiko luka bakar.
  • Proses lebih cepat, luka telah terobstruksi sehingga dapat meminimalisir resiko pendarahan ( pada umumnya tiada pendarahan).
  • Meniadakan proses ligasi atau ikatan benang pada pendarahan, karena Flashcutter telah dilengkapi probe bipolar penghenti pendarahan
  • Pisau Flashcutter tidak perlu disterilisasi
  • Kecil kemungkinan risiko glans terpotong.
Kerugian atau resiko :
  • Flashcutter merupakan perangkat ideal untuk khitan, hampir tanpa resiko atau kerugian. Namun untuk pemula sebaiknya berlatih memotong kulit ayam lebih dahulu sebelum mempergunakannya. Pemula kadangkala memutuskan mata pisau, maka harus mempersiapkan mata pisau cadangan ( untuk tenaga yang berpengalaman, 1 mata pisau dapat dipakai sampai lebih 300X insisi)
  • Risiko luka bakar (meskipun kecil kemungkinan) dapat pula terjadi jika operatornya ceroboh atau tidak mangetahui tatacara operasi dengan Flashcutter. ( Baca buku petunjuk pemakaian dan visualisasi VCD )

Teknik khitan standar dengan FLASHCUTTER Easy Release DC10
  • Buka flashcutter bag, persiapkan handel dan pisau pada posisinya.
  • Jika anda akan melakukan operasi tanpa asisten, bungkuslah pegangan (handle) Flashcutter dengan doek steril , agar tangan anda tetap steril).
  • Siapkan penerangan, pakai Flashcutter headlamp yang disertakan dalam 1 paket flashcutter
  • Bersihkan area yang akan dilakukan operasi. Cukur rambut kemaluan jika ada.
  • Lakukan anastesi dan desinfeksi.
  • Tandai batas insisi
  • Pasang klem pada jam 12 dan 6 ditarik ke distal sampai teregang.
  • Urutlah glans seproksimal mungkin dan fiksasi glans dengan tangan kiri.
  • Jepit koher pada batas yang telah kita tandai dengan arah melintang miring (sekitar 40 derajat) antara jam 12 dan 6 ( jam 6 lebih distal)
  • Yakinkan bahwa glans tidak terjepit.
  • Sayat/iris prepusium dengan Flashcutter dibagian atas koher (tidak dianjurkan memotong dibawah koher).
  • Lepaskan koher dan munculkan kembali glans.
  • Umumnya tidak menimbulkan pendaran, jika ada (sedikit sekali) sentuhlah sumber pendarahan dengan probe Flashcutter anti pendarahan (telah disertakan dalam 1 paket flashcutter)
  • Rapikan sayatan terutama jika mukosa masih panjang.
 2. TEKNOLOGI RONTSEN
 
Cara Kerja Foto Rontgen
Foto rontgen di gunakan oleh para dokter untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh pasien. Lewat hasil ronsen inilah dokter bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan paru-paru, jantung, bagian dalam perut, dan bagian-bagian dalam tubuh pasien yang lain. Dari foto ronsen jugalah kita dapat mengetahui keadaan tulang-tulang. Apakah ada yang patah, bengkok, atau ada ketidak normalan sambungan antar tulang.
 
 
 
Tidak seperti foto pada umumnya, foto rontgen menggunakan sinar X sebagai pemantul cahayanya. Namun, tidak seperti cahaya lampu yang dapat bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang.
Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di antara tempat penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam pada film. Setelah film tersebut dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan berwarna hitam, sedang bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih.
Dari hasil ronsen itulah, seorang dokter ahli penyakit dalam atau dokter tulang dapat menentukan pengobatan yang tepat bagi pasiennya.
Dibaca :
Unit ukuran dan eksposur
Ukuran X-sinar pengion kemampuan disebut eksposur:
  • The coulomb per kilogram (C / kg) adalah SI unit radiasi pengion paparan, dan itu adalah jumlah radiasi yang dibutuhkan untuk membuat satu coulomb biaya polaritas masing-masing satu kilogram materi.
  • The rontgen (R) adalah unit tradisional usang paparan, yang mewakili jumlah radiasi yang diperlukan untuk membuat satu unit yang elektrostatik biaya polaritas masing-masing dalam satu sentimeter kubik udara kering. 1 rontgen = 2.58 × 10 -4 C / kg.
Namun, efek radiasi pengion pada masalah (terutama jaringan hidup) lebih erat terkait dengan jumlah energi yang disimpan ke dalam mereka daripada biaya yang di hasilkan . Ini mengukur energi yang diserap disebut dosis serap :
  • The abu-abu (Gy), yang memiliki satuan (joule / kilogram), adalah unit SI dari dosis serap , dan itu adalah jumlah radiasi yang diperlukan untuk deposit satu joule energi dalam satu kilogram apapun materi.
  • The rad adalah unit (usang) tradisional yang sesuai, sama dengan 10 millijoules energi disimpan per kilogram. 100 rad = 1 abu-abu.
Dosis ekivalen adalah ukuran dari efek biologis dari radiasi pada jaringan manusia. Untuk sinar-X itu sama dengan dosis serap .
  • The sievert (Sv) adalah satuan SI untuk dosis ekivalen , dan dosis efektif , yang untuk dosis setara dengan sinar-X secara numerik sama dengan abu-abu (Gy), dan untuk dosis efektif sinar-X biasanya tidak sama dengan abu-abu (Gy).
  • The setara rontgen man  (rem) adalah unit tradisional dosis ekivalen. Untuk sinar-X itu sama dengan rad millijoules atau 10 energi disimpan per kilogram. 1 Sv = 100 rem.
Kesulitan: pada sinar X-ray dapat melintasi obyek yang relatif tebal tanpa banyak diserap atau tersebar . Untuk alasan ini sinar-X secara luas digunakan untuk gambar bagian dalam obyek visual buram.
Kemudahan:dengan rontgen kita dapat mendeteksi penyakit-penyakit dalam secara mudah.


Pemanfaatan Sinar-X dalam Dunia Medis
Radiasi sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan gelombang pendek. Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran nuklir. Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari radiasi untuk diagnostik, pemeriksaan sinar-X gigi dan penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi. Radioterapi adalah suatu pengobatan yang menggunakan sinar pengion yang banyak dipakai untuk menangani penyakit kanker. Alat diagnosis yang banyak digunakan di daerah adalah pesawat sinar-X (photo Rontgen) yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan atau kaki dan organ tubuh yang lainnya. Radiasi di bidang kedokteran membawa manfaat yang cukup nyata bagi yang menggunakannya. Dengan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ tubuh dapat lebih awal kita diketahui dan pendeteksiannya lebih teliti.
Bahaya Sinar-X
1. Bila sinar-x mengenai tubuh manusia akan menyebabkan jaringan kulit menjadi mengering, jaringan tulang akan keropos dan sel telur perempuan akan mati, sehingga menyebabkan mandul.
2. Radiasi dari sinar-x ini bukanlah penyakit, akan tetapi dampak radiasi ini akan menurunkan tingkat stamina dan kekebalan tubuh seseorang.
3. Sinar-x yang dipaparkan kepada wanita hamil dapat berpotensi menimbulkan keguguran, atau cacat janin, termasuk malformasi, pertumbuhan terlambat, terbentuk kanker pada usia dewasanya, atau kelainan lainnya.
 
3.TEKNOLOGI  CT-SCAN

        CT Scan atau pemindaian tomografi terkomputasi, tidak hanya terbatas untuk penggunaan pemindaian kepala; CT Scan dapat digunakan untuk mengambil gambar santir bagian tubuh manapun, dan memberikan gambar organ tubuh dan tulang pasien yang jelas bagi dokter. 

 Kelebihan utama CT Scan dibandingkan dengan sinar-X biasa adalah kemampuannya untuk menyajikan gambar pembuluh darah dan jaringan lunak yang ada di kepala dengan lebih detail. Karenanya, teknologi pemindaian yang lebih akurat memegang peran penting dalam diagnosa berbagai macam masalah pada kepala dan otak.

manfaat ct scan

CT Scan untuk bagian kepala memberikan informasi yang penting untuk pemeriksaan otak. CT Scan juga dapat menyajikan informasi yang menentukan untuk beberapa bagian wajah seperti mata, struktur hidung termasuk lubang hidung, tulang wajah, dan bahkan bagian dalam telinga. Namun, informasi yang disajikan sangat terbatas, karena pemindaian cranial lebih berfokus di bagian otak. Jika ada bagian di wajah yang perlu diperiksa, pemindaian jenis lain mungkin perlu dilakukan.



Karena jenis dan cakupan informasi yang disajikan, CT Scan untuk bagian kepala biasanya dilakukan untuk pasien yang diduga menderita cedera otak, tumor otak, pendarahan dalam pada otak, atau aneurisma. CT Scan disarankan bagi pasien yang mengalami salah satu dari gejala berikut ini:
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Kepala yang mati rasa
  • Masalah penglihatan
CT Scan juga perlu untuk dilakukan bagi pasien yang mengalami stroke atau kelumpuhan, karena CT Scan juga dapat memperlihatkan tingkat kerusakan yang disebabkan masalah tersebut.
Informasi yang diperoleh dari gambar CT Scan di kepala dapat membantu dokter untuk:
  • Menentukan perawatan yang paling baik dan tepat untuk pasien
  • Merencanakan pembedahan
  • Meninjau hasil operasi atau perawatan sebelumnya
Pada CT Scan di kepala, arahan berikut digunakan untuk meninjau hasil dari pemindaian.
Pada CT Scan normal, otak, pembuluh darah, dan tulang tengkorak seharusnya berukuran normal dan terletak pada posisi yang seharusnya, tanpa adanya daging tumbuh yang asing dan peradangan, pendarahan, atau gumpalan. Namun, hasil akan dianggap abnormal jika ada (1) daging yang tumbuh abnormal, tumor, atau pendarahan pada dan di sekitar otak (2) keberadaan benda asing seperti kaca atau metal (3) adanya tulang yang rusak di tengkorak atau saraf yang terjepit dari atau ke arah otak (4) gumpalan cairan, aneurisma, penggumpalan atau edema, dan (5) ruang pada otak yang membesar.

cara kerja ct scan

         Selama pemindaian berlangsung, pasien akan diminta untuk berbaring di meja yang terpasang dengan alat pemindai, yang posisinya berada di atas kepala. Kepala Anda mungkin perlu diikat agar tetap pada posisinya selama pemindaian berlangsung. Sebelum pemindaian dimulai, alat pemindai akan mengeluarkan suara ‘klik’ atau dengungan. Alat pemindai kemudian akan mengambil gambar santir kepala Anda dengan sinar-X, di mana alat pemindai akan bergerak memutar dan miring untuk memindai kepala dari beberapa posisi dan sudut pandang. Untuk memperoleh gambar yang akurat dan jelas, pasien diminta untuk tetap berbaring selama proses pemindaian, yang hanya akan berlangsung selama beberapa detik. Namun, seluruh tes CT dapat menghabiskan sampai 60 menit, di mana sebagian besar waktu dihabiskan untuk mempersiapkan Anda untuk menjalani proses pemindaian. Ahli radiologi akan mengeluarkan hasil pemeriksaan anda satu sampai dua hari setelah pemeriksaan dilakukan kepada dokter yang memeriksa Anda.
Jika diminta, ahli radiologi juga dapat menggunakan material berwarna kontras yang dibuat untuk mengalir melalui urat darah halus. Material berwarna kontras ini akan mempermudah untuk memilah setiap bagian pada kepala dalam gambar CT, dan sangat efektif untuk memeriksa aliran darah di sekitar otak, daging yang tumbuh tidak normal dan tumor, daerah yang meradang, atau kerusakan saraf.
Perlu diingat, bahwa pasien akan ditinggal sendirian di ruang pemindaian selama pemeriksaan berlangsung, dan teknisi atau ahli radiologi yang melakukan pemindaian hanya akan memantau lewat jendela di ruangan terpisah. Ruangan pemindaian dilengkapi dengan intercom dua arah agar pasien dan teknisi dapat tetap berkomunikasi.
CT Scan di kepala juga dapat dilakukan untuk anak-anak, tapi mereka akan diberikan beberapa instruksi khusus dan perlu dukungan dan kerja sama dari orang tuanya selama pemeriksaan berlangsung. Untuk anak-anak yang masih terlalu muda dan mungkin akan merasa takut atau tidak bisa berdiam diri selama pemeriksaan berlangsung, obat bius atau penenang dapat diberikan, tetapi hanya dengan persetujuan orang tuanya.

Apakah CT Scan Berisiko?

Meskipun pemindaian tomografi terkomputasi (CT Scan) untuk bagian kepala tidak akan menimbulkan rasa sakit, namun tetap ada komplikasi dan risiko yang mungkin muncul. Karena CT Scan adalah pemindaian yang berbasis radiasi, ada risiko kecil Anda dapat terjangkit kanker, terutama bagi pasien yang menjalani beberapa tes berbasis radiasi. Jika Anda khawatir soal ini, terutama bagi pasien anak-anak, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter yang memeriksa untuk mengetahui risiko pemaparan radiasi dan seberapa perlu CT Scan diperlukan.
Kemudian, karena CT Scan juga menggunakan teknologi sinar-X seperti sinar-X konvensional, tindakan pencegahan dan batasan yang sama juga berlaku. Karenanya, pasien perlu memberi tahu dokter yang memeriksa jika pasien:
  • Sedang hamil atau kemungkinan hamil,
  • Memiliki alergi obat tertentu dan cairan berbasis iodin,
  • Memiliki masalah jantung
  • Menderita diabetes atau sedang mengonsumsi obat-obatan diabetes seperti metformin (biasanya dapat diselesaikan dengan mengatur jadwal konsumsi obat. Pasien biasanya diberikan jadwal kapan harus berhenti mengonsumsi obat sebelum melakukan pemindaian dan kapan perlu kembali mengonsumsi obatnya kembali)
  • Memiliki masalah ginjal
  • Menderita asma
Beberapa pasien mungkin merasa gelisah atau tidak nyaman karena ruang yang terbatas di dalam alat pemindai CT. Dalam banyak kasus, biasanya obat penenang akan diberikan untuk menenangkan pasien tersebut.

Kamis, 01 Juni 2017

MANFAAT PDA (PERSONAL DIGITAL ASSISTANCE) DI BIDANG KESEHATAN

  1. Pengertian PDA (Personal Digital Assistance)
PDA (Personal Digital Assistance) merupakan alat yang untuk memudahkan pendokumentasian cara memasukkan personal digital assistant (PDA) ke dalam program keperawatan merupakan sebuah inovasi yang sangat memberikan manfaat lebih bagi dunia kesehatan, dunia keperawatan khususnya. Fungsi bantuan PDA untuk perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya.


PDA (Personal Digital Assistance) itu sendiri merupakan sebuah alat komputer genggam portable dan dapat dipegang atau disentuh dengan tangan melalui layar touch screen. Adapun keuntungan alat ini adalah mengurangi pengulangan pertanyaan tehadap data yang sama, meningkatkan kepuasan klien, dan menghemat waktu perawat. Kerugian alat ini adalah perawat jarang kontak dengan klien, biaya cukup tinggi, perawat menggunakan alat ini untuk bermain-main daripada memberikan asuhan keperawatan, masalah keamanan dan kerahasiaan klien, PDA bisa tiba-tiba rusak, dan tidak dapat digunakan untuk kondisi darurat.

  1. Manfaat PDA (Personal Digital Assistance)
  1. Mengurangi kesalahan dalam pemberian obat pada pasien dan membantu dalam penghitungan diet dan cairan pada pasien;
  2. Program pengabotan pada pasien merupakan elemen penting dalam praktik keperawatan, dan sebagai perawat professional harus selalu memprioritaskan keselamatan pasien (patient safety). Menurut penelitian Greenfield (2007) di The American Academy of Nursing, insiden kesalahan dalam pemberian obat dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi baru yaitu personal digital assistant yang diletakkan disamping tempat tidur pasien. Sehingga perawat dapat langsung mengakses data dengan cepat dan mudah untuk mendapatkan informasi tentang program pemberian obat.
  3. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan cepat.
  4. Beban kerja perawat yang banyak menyebabkan proses pendokumentasian sering terlupakan belum lagi proses pendokumentasian manual lebih banyak menghabiskan waktu. Saat ini dengan penggunaan PDA di rumah sakit, akan memudahkan perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan, karena PDA mempunyai fasilitas untuk menyimpan data. Selain itu PDA juga dapat menyimpan email, alamat website, dan dapat sebagai agenda harian perawat.
  5. Pada pasien dengan gangguan ginjal yang memerlukan hemodialisa, sangat penting untuk memantau diet dan asupan cairan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan cara diet yang baik merupakan tantangan bagi sebagian besar pasien dengan kasus ini. Melalui suatu studi penggunaan PDA pada pasien gangguan ginjal ini, telah terbukti sangat membantu pasien dalam menjalankan program dietnya setiap hari. Melalui PDA ini, meningkatkan kepatuhan pasien akan program pengobatan yang tengah dijalaninya;
  6. PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan
  7. Menyimpan data pasien, email, alamat website, dan diary/agenda harian
  8. Menambah pengetahuan perawat di bidang teknologi informasi dan meningkatkan cara berpikir kritis perawat. menurut Jeffrey (2010), penggunaan personal digital assistant pada mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan penalaran berpikir mahasiswa dan mengurangi ketergantungan mahasiswa terhadap staf pengajar sebagai sumber daya dominan. Dimana melalui penggunaan teknologi informasi ini mahasiswa dapat mengeksplorasi proses keperawatan dengan cepat dan mudah.
  9. Mengurangi beban kerja dan meningkatkan kepuasan kerja perawat.

 Kita ketahui bersama bahwa tugas rutin yang harus dilakukan perawat setiap harinya tidaklah sedikit. Terkadang kita jumpai perbandingan jumlah perawat yang dinas pada satu shift tidak sesuai dengan banyaknya jumlah pasien yang dirawat di satu ruangan. Oleh karena itu diperlukan pencatatan pendokumentasian yang lengkap dan akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan dan agar tindakan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan kemajuan teknologi informasi, tingkat kesalahan ini dapat dimimalisir dengan menggunakan personal digital assistant yang diletakkan disisi tempat tidur pasien. Sehingga perawat dengan mudah mengetahui keadaan pasien tanpa harus melihat dokumentasi yang akan menyita waktu yang cukup lama.

  1. Sistem Kerja PDA (Personal Digital Assistance)
Sebagai komputer genggam, PDA memiliki processor dan sistem operasi layaknya komputer biasa. Sistem operasi ini merupakan peranti lunak utama pada PDA. Cara kerjanya sama seperti sitem operasi pada komputer seperti Windows XP, Mac OS, tetapi didesain khusus untuk PDA. Terdapat dua kesamaan sistem operasi pada PDA yaitu Palm dan Pocket PC (Windows Mobile). Keduanya bekerja dengan program piranti lunak yang berbeda, jadi walaupun berisikan banyak dokumen seperti gambar, musik dan lainnya yang bisa dipakai namun tidak pada pemrogaman. Pada penyimpanan data tanpa kartu memori, disimpan dalam RAM dengan ukuran puluhan MegaByte sedangkan sumber energinya berasal dari baterai isi ulang. Selain itu bisa juga menggunakan adaptor yang disambungkan ke tenaga listrik.(Wiggins, 2004). Saat ini dengan menggunakan PDA yang ditunjang dengan program software yang sesuai, maka memungkinkan bagi tenaga kesehatan untuk membawa data-data mengenai pasiennya hanya dalam genggaman tangannya (Spikol, 2005). Beberapa keuntungan dari penggunaan PDA sebagaimana yang diungkapkan Spikol, antara lain pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi pasien, tingkat keamanan pasien yang lebih tinggi, dan meningkatkan efisiensi (Spikol, 2005).


Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis PDA dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita dan Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003). `    Hasil penelitian yang dilakukan Sally juga menunjukkan hasil serupa, dimana didapatkan bahwa penggunaan PDA oleh perawat membantu dalam pengambilan keputusan (91%), menunjang keamanan pasien (89%), dan meningkatkan produktivitas (75%) (Sally et all, 2009). Ada beberapa alasan utama mengapa PDA digunakan dalam profesi medis dan perawat (R. Luanrattana, 2007 dan Rosenthal, 2004):
  1. PDA memberikan kecepatan untuk pengumpulan data.
  2. PDA banyak digunakan dalam praktek medis dan keperawatan.
  3. PDA banyak digunakan untuk tujuan pendidikan
  4. Manajemen resiko dan mengurangi kesalahan
  5. Mengurangi stres
Cara kerja Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Kegiatan sehari-hari perawat biasanya direkam pada grafik yang menggambarkan transisi dari kondisi pasien, termasuk tanda-tanda vital pasien dan perawat perawatan yang diberikan kepada pasien siang hari. Juga, rincian berfokus pada masalah-masalah khusus dari pasien yang dijelaskan pada lembar aliran. Tujuan dari sensor sistem adalah untuk mengidentifikasi unit kerja yang secara otomatis muncul dalam catatan ini ditulis oleh perawat. Sistem sensor menggunakan pedometer dan sensor kemiringan untuk mencapai tujuan.
Gerakan perawat menunjukkan pola tertentu dari setiap jenis keperawatan perawatan, jadi mungkin untuk mengidentifikasi pekerjaan unit masing-masing asuhan keperawatan dengan menganalisis fitur dari jumlah langkah kaki dan kemiringan postur perawat . Kami memilih hanya sensor ini karena mereka tidak menghalangi gerak perawat. Dalam keperawatan nyata lingkungan, tidak dapat melampirkan sensor untuk perawat sebagai luas sebagai upaya penelitian sebelumnya melakukan ( Naemura et al , 2001).
Kami juga mengadopsi suara merekam untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci tentang asuhan keperawatan seperti nama pasien, nama-nama lain Staf medis dan nomor kamar yang berhubungan dengan peduli . Untuk menambahkan tag tersebut ke sensor data, kita meminta perawat untuk data suara masukan tentang perawatan saat ini dilakukan. Sebuah switch non – sentuh diperkenalkan untuk mengubah antara waktu perekaman dan waktu privasi. Data suara mereka diproses oleh pidato pengakuan sistem ( Sumiyoshi et al , 2001 ) , dan informasi di atas diekstrak

  1. Cara Pengoperasian PDA (Personal Digital Assistance)
            Pengoperasian PDA ini dilakukan dengan menggunakan jaringan internet atau wireless. Servernya yaitu satu computer yang menjadi pusat data yang ada di rumah sakit. Kemudian dengan jaringan internet atau wireless tersebut data-data yang ada dikomputer dapat diakses melalui PC, HP, Tablet dan gadget lainnya.          
Apabila PDA ini diterapkan dibidang kesehatan utamanya keperawatan, data-data pasien yang dirawat di rumah sakit di simpan pada computer induk Rumah Sakit dan itu menjadi servernya. Kemudian data-data pasien dapat diakses oleh dokter, perawat dan tenaga medis lainnya melalui tablet, HP, PC, dan gadget lainnya untuk proses perawatannya sehingga tenaga medis dapat memantau keadaan pasiennya. Teknologi ini juga dapat dimanfaatkan keluarga untuk memantau keadaan keluarga yang dirawat. Dengan menggunakan PDA yang ditunjang dengan program software yang sesuai, maka memungkinkan bagi tenaga kesehatan untuk membawa data-data mengenai pasiennya hanya dalam genggaman tangannya (Spikol, 2005).
Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan data eror. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat. Penggunaan PDA dalam proses pendokumentasian dapat mengurangi waktu pendokumentasian karena perawat dapat melakukan pendokumentasian segera setelah perawat selesai melakukan tindakan, kesalahan dalam pendokumentasian juga menurun, perawat tidak perlu mengingat-ingat lagi tindakan yang ia lakukan kepada pasien untuk di tuliskan pada lembar pendokumentasian seperti pada saat melakukan pendokumentasian keperawatan secara manual. selain itu pelatihan penggunaan PDA harus dilakukan secara terus menerus sehingga dalam penggunaannya tidak terjadi kesalahan.

Langkah awal menggunakan PDA sama seperti saat mempelajari komputer/internet. Dibutuhkan sifat keingintahuan, kemauan dan belajar dari kesalahan adalah kuncinya. Thomson of Jim’s Palm Pages (2003) memberikan arahan dasar aplikasi PDA :
  1. Buka item box PDA dan lihat isian komponennya, kemudian kita membaca manual/petunjuk (dalam CD). Setelah itu hubungkan PDA dengan PC/laptop, kemudian hubungkan kabel data dengan port USB di komputer, dan masukkan dalam soketnya.
  2. Ikuti petunjuk untuk menginstal software ke PC/dekstop/laptop dan lakukan hotsync (pertukaran data di PC dengan PDA , dan ini dilakukan dengan menekan tombol cradle saat PC menyala)
  3. Gunakan PDA dengan : menyalakan tombol (on/off), sesuaikan kontras tampilan layar. Lakukan sentuhan setiap icon, sambil melatih cara menulis dan simpan dalam buku harian.
  4. Bawa selalu dan gunakan PDA, mulai dari yang bersifat fun/menyenangkan dan simple/sederhana
  5. Setelah terbiasa melakukan hotsync, dan coba browse assesoris seperti tampilan tambahan, akses internet, email dsb
  1. Hal–Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan Alat PDA
PDA sebenarnya merupakan computer kecil dengan prosesor dan system operasi khusus. Sistem operasi yang paling sering digunakan adalah Palm OS (di PDA Palm dan Sony) dan Microsoft Pocket PC (di PDA Hewlett-Packard, Casio dan Toshiba). Semua PDA memiliki layar sentuh sensitif sehingga untuk memasukkan data dapat melalui stylus (pena khusus) dengan cara mengetuk atau menulisi layar. Perangkat lunak yang ada pada Palm atau Pocket PC, misal Zagat to Go, disimpan di dalam RAM (biasanya 16-64 megabyte), jenis alat penyimpan di mana data di dalamnya bisa hilang jika komputer mati (terjadi pada PC). Namun, RAM untuk PDA berbeda karena tetap bisa bekerja dengan adanya sedikit daya dari baterai meskipun PDA dimatikan.


Kapasitas RAM bawaan bisa ditambah dengan kartu memori flash yang bisa dimasukkan ke slot di PDA. Baterai PDA biasanya berupa Li-Ion, sehingga bisa diisi ulang. Adaptornya juga bisa digunakan untuk menyambungkan PDA ke colokan listrik AC. Untuk memindahkan file dari PDA ke PC atau laptop 9 (dan sebaliknya), bisa dilakukan dengan 3 macam cara, yaitu :
  1. Mengambil kartu flash PDA kemudian memasukkannya ke card reader pada komputer, baik versi built-in maupun melalui port USB.
  2. Meletakkan PDA di cardle khusus yang disambungkan ke port USB.
  3. Melakukan transfer data secara nirkabel dengan menggunakan koneksi Wi-Fi atau Bluetooth di PDA.
Ada juga hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan PDA dalam keperawatan yaitu:
  1. Menjaga kerahasiaan pasien, perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka dilindungi password dan bahwa program enkripsi data terinstal.
  2. PDA dapat terinfeksi bakteri dan dengan demikian memiliki potensi untuk menjadi vektor untuk infeksi nosokomial.
Jadi, penggunaan teknologi komputer didalam keperawatan saat ini sudah tidak asing lagi. Banyak teknologi komputer yang bisa digunakan termasuk salah satunya adalah Personal Digital Assistant (PDA). Banyak orang yang sudah melakukan penelitian terkait dengan apa saja manfaat dan keuntungan dalam penggunaan PDA ini didalam pelayanan keperawatan. Diantaranya adalah pekerjaan yang dilakukan perawat menjadi cepat, tepat dan lebih efisien, serta pasien diuntungkan karena kemungkinan untuk kesalahan dalam pengobatan menjadi berkurang atau malah tidak ada sama sekali. Penggunaan teknologi PDA ini sebaiknya secara bertahap sudah mulai diterapkan di Indonesia supaya pelayanan keperawatan yang diberikan semakin lebih baik dan bermutu. Akan tetapi tentu harus diimbangi dengan kemampuan perawat itu sendiri dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga penggunaan teknologi PDA tersebut betul-betul bermanfaat dan berhasil guna. Keamanan data pasien merupakan hal berikutnya yang harus diperhatikan. Upaya untuk menjaga kerahasiaan pasien dilakukan dengan memberikan kode akses hanya kepada dokter, perawat dan petugas kesehatan di ruang kamar bersalin.

  1. Peran Perawat Dalam Menyikapi Adanya Tekhnologi PDA
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat kontemporer saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat kontemporer menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik. Sebagai pemberi perawatan atau care giver, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu namun berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Dengan adanya kemajuan tekhnologi di bidang kesehatan sangat memudahkan perawat memberikan pelayanan yang holistik kepada klien. Maka dari itu semestinya perawat, harus dapat memberikan pelayananya yang optimal terhadap klien.
Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien. Pada tekhnologi yang sudah saya paparkan disini, terlihat sekali bahwa penggunaan PDA memiliki dampak negatif dan positifnya. Tekhnologi yang ada ini, sangat rawan terhadap privasinya. Maka dari itu keamanan merupakan prioritas yang harus di utamakan perawat dalam menjalankan fungsinya sebagai advokat atau pelindung klien. Selain itu adanya isu mengenai aspek legal penggunaan tekhnologi sangat menuntut perawat untu terus berhati-hati menghadapi perkembangan tekhnologi yang ada.


Peran perawat lainnya sebagai peneliti yaitu mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. Dengan adanya trend dan issue yang berkembang seiring dengan perkembangan tekhnologi di bidang kesehatan, ada baiknya seorang perawat harus mengadakan adanya suatu perencanaan yang sistematis. Meskipun kita tahu bahwa tugas perawat sedikit terbantu dengan adanya tekhnologi-tekhnologi ini, tetapi perawat harus tetap memperhatikan berbagai kemungkinan terburuk yang nantinya akan dihadapi berkaitan dengan tekhnologi-tekhnologi tersebut.
Peran perawat sebagai pendidik sangat dibutuhkan dalam menyikapi perkembangan tekhnologi saat ini. Perawat harus membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan memberikan berbagai macam penjelasan mengenai dampak positif negatif perkembangan tekhnologi yang saat ini memang sudah merambah di bidang kesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Klien bukannya akan takut, tetapi ajak klien untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang ada.

  1. Implikasi PDA di Indonesia
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan. PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian. PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan misalnya meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat.

Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan “touch” over “tech” (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih “gaptek” tehnologi, termasuk PDA.
Pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).

Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia

TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN



Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ( SIMPUS )



            Penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional Puskesmas mulai dari pengolaha data registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan, dan tahunan.(Ahyar.2011)


Sebagai bahan evaluasi tentunya sistem yang berjalan perlu adanya perubahan sistem yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya membangun sistem informasi manajemen puskesmas(SIMPUS) secara terpadu dan handal.

Simpus adalah program aplikasi komputer yang merupakan perangkat yang berfungsi untuk mencatat(input), mengolah(proses), dan melaporkan(output) seluruh data-data di puskesmas. Pengertian lain SIMPUS adalah suatu perangkat lunak yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan puskesmas dalam mengelola data-data yang dimiliki.



Alasan mengapa harus membangun SIMPUS :

1.     Bisa digunakan untuk mencari data pasien.

2.     Dapat menghasilkan laporan sesuai dengan kebutuhan.

3.     Dapat mendukung keputusan dengan melihat hasil laporan maupun data yang telah diolah.

4.     Dengan interface yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga mudah digunakan.

5.     Fungsi operasi output dan input dapat dipelajari dengan waktu yang tidak lama.




 Dalam implementasinya SIMPUS terdiri dari beberapa sub sistem sebagai berikut :

1.   Registrasi Pasien.

      Registrasi merupakan sub-sistem yang menangani data registrasi kunjungan pasien, baik kunjungan pada pemeriksaan poli umum/ gigi/ gizi/ KIA/ imunisasi/KB. Kegiatannya meliputi :

  1. Pengolahan data pasien.
  2. Pengolahan data registrasi kunjungan pasien, terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu : pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan Laboratorium.
  3. Pemeriksaan atau Pemberian Tindakan Medis

Kelebihan Program Aplikasi SIMPUS 
  1. Mudah untuk menari data
  1. Data bisa di printout sesuai dengan tingkat kebutuhan 
  1. Mudah dipelajari
Kekurangan Program Aplikasi SIMPUS 
  1. Rawan terhadap virus
  1. PC digunakan seminimal mungkin u/ program lain 
  1. Single user 
  1. Mati lampu, program jadi crash
Dengan adanya teknologi informasi jaringan telekomunikasi, data aplikasi SIMPUS dapat di integrasikan antara Puskesmas – puskesmas dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga akses control terhadap data kegiatan operasional seluruh Puskesmas dalam satu Kabupaten/Kota dapat dilakukan dengan lebih mudah, efektif dan efisien.
Arsitektur Aplikasi PUSKESMAS dirancang secara modular dengan mengimplementasikan konsep three tier , yaitu suatu konsep arsitektur sistem yang berlapis berdasarkan fungsi dan peran. Keuntungan dari konsep ini terhadap aplikasi adalah akan memberikan tingkat adaptasi yang tinggi terhadap kemungkinan perubahan/penambahan kebutuhan dimasa yang akan datang.





Sabtu, 20 Mei 2017

TELEMEDICINE

Pengertian Telemedicine

          Telemedicine adalah praktik kesehatan dengan memakai komunikasi audio, visual dan data. termasuk perawatan, diagnosis, konsultasi dan pengobatan serta pertukaran data medis dan diskusi ilmiah jarak jauh. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat kita pahami bahwa cakupan telemedicine cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis, pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer informasi (audio, video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi (audio-video interaktif dua arah, komputer, dantelemetri) denganmelibatkan dokter, pasien dan pihak-pihak lain. Secara sederhana, telemedicine sesungguhnya telah diaplikasikan ketika terjadi diskusi antara dua dokter membicarakan masalah pasien lewat telepon. Istilah telemedicine sering disalah artikan dengan istilah e-health ataupun telehealth. Telemedicine hanya merujuk pada layanan klinis, sedangkan telehealth mencakup baik layanan klinis maupun layanan non klinis seperti pendidikan, administrasi, dan penelitian bidang medis. Sedangkan e-health digunakan pada istilah yang mencakup telehealth, rekam medis elektronik, dan komponen-komponen lain dalam kesehatan TI (teknologi informasi). 

1 Perkembangan telemedicine di indonesia

         telemedicine sudah menjadi bagai penting dalam sebuah pengobatan. Telemedicine telah mampu membawa tangan-tangan dokter keluar dari ruang praktek mereka dan menyentuh orang-orang sakit yang tinggal jauh di pelosok. Berikut contoh perkembangan aplikasi telemedicine di dunia dan Indonesia: 

 a. Easy call me, Masa sekarang banyak dokter sudah membangun kedekatan dengan pasien melalui telepon atau pesan singkat (SMS). Hal ini memungkinkanbagi dokter untuk menangani maslah khusus misalnya pasien hepatitis rawat jalan, atau pasien hipertensi rawat jalan, dll. 
b. Smart- home, smart patientTeknologi ini merupakan teknologi untuk melakukan monitoring terhadappasien, dimana pasien tetap berada dirumah selama menitoring. Teknologi ini dikembangkan oleh ATA(American Telemedicine Association), Home Telehealth dan Remote Monitoring.
 c. Robotic telemedicine Proyek ini dikembangkan oleh Offsite Care Inc. Robot ini memungkinkan dokter berkoordinasi dengan klinis atau rumah sakit setempat, sekaligus memeriksa pasien dari jarak jauh. 
 d. Pakistan telemedicine project Pemerintah America Serikat bekerja sama dengan IBM membangun infrastruktur telemedicine di Holy Family Hospital Rawalpindi di Pakistan. Disini dibangun sebuah system telemedicine untuk mengkoneksikan dokter-dokter ahli diAmerika Serikat dengan rumah sakit tersebut melalui jaringan Wi-Max. Dokter berhubungan dengan pasien melalui wencam dan dengan perangkat-perangkat yang diopersaikan oleh perawat di RS tersebut. 
e. Sistem Pakar Sistem ini memodelkan pengetahuan pakar ke dalam system computer. Contoh penggunaan system pakar dalam dunia medis adalah dilakukan dihttp://easydiagnosis.com/Dalam website tersebut kita bisa melakukan beragam penyakit yang mungkin kita derita dengan memilihmodul-modul yang tersedia dalam website tersebut 
 f. Aplikasi telemedicine dari Telkom (Indonesia) Ditjen Bina Upaya Kesehatan berinisiatif mengimplementasikan e-health dalam bentuk telemedicine. Aplikasi telemedicine dari Telkon adalah cikal bakal terintegrasinya diagnosa medis secara nasional. Hal ini telah disampaikan dalam seminar Telemedicine Tahun 2011. Saat ini pilot projet implementasi online diagnose medis adalah enam rumah sakit di Jakarta yaitu RSUP Pesahabatan, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSDarmais, RSJP Harapan Kita, dan RSAB Harapan Kita3). 

Sejarah Perkembangan Telemedicine di dunia kesehatan 

       Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan menggunakan perangkat jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru. Setelah diperkenalkan pesawat telepon, percobaan telemedicine telah dilakukan pertama kali dengan men-transmisi-kan rekamanekgmelalui jaringan teleponsistem analog. Walaupun jarak tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai klinisnya tidak begitu bermakna. Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk melakukan transmisi suara jantung dan napas antar dokter dan pasien. Setelah Perang Dunia ke-II(1945), teknik transmisi foto dikembangkan oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan inspirasi para pioner kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter. Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan, interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh. Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem digital saat ini, perkembangan telemedicine semakin berkembang. Peralatan kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga dapat mengubah citra video menjadi citra digital. Kini, penggunaan telemedicine sangat luas sampai sekarang diaplikasikan diAmerika,Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark, Belanda, Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia. 

 Manfaat Telemedicine bagi pasien adalah

a. Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan. 
b. Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter-dokter pribadi.
 c. Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan dukungan langsung. 
d. Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja. 
e. Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah. 

 Hambatan dan kendala dalam telemedicine 

       Masih banyak kendala dalam penerapan teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan terhadap lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy data medis.Bagaimana memilih dan menerapkan aplikasi teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah saki merupakan pertanyaan krusial yang harus dijawab. Melihat pada pengalaman di atas, kita harus mengembalikan kepada komitmen, visi dan leadership dari organisasi. Apakah ini hanya karena ikut-ikutan atau memang sudah tertuang dalam rencana stratejik rumah sakit? Selain itu, bagaimana implikasi biaya dan sumber daya manusia? Bagaimana menjalin kerjasama antar berbagai komponen di rumah sakit, baik tenaga medis maupun nonmedis?Jika pertanyaan tersebut sudah dijawab,kita dapat memilih aplikasi yang sesuai dengan kemampuan organisasi. Langkah yang paling penting adalah pengembangan sistem informasi transaksional (data administratif dan klinis sederhana). Selanjutnya, pengembangan level kedua, yaitu sistem informasi manajemen dan sistem sistem informasi eksekutif (sistem pendukung keputusan) dapat dilakukan kemudian. Aplikasi SMS sebagai reminder bagi ibu hamil untuk memeriksakan secara tepat waktu juga merupakan salah satu model SPK bagi pasien. Demikian juga model serupa agar jadwal imunisasi bagi balita tidak terlambat. Investasi yang diperlukan cukup dengan komputer yang telah diisi dengan database klinik pasien, nomer HP serta rule mengenai penjadwalan imunisasi. Penerapan jaringan wireless saat ini juga bukan investasi yang mahal. Dan masih seabreg inovasi lain yang dapat dikembangkan.Dari konteks teknologi informasi dan komunikasi, dapat dikatakan bahwa pelbagaiaplikasi sangat potensial sekali diterapkan didunia medis. Akan tetapi kita harus memperhatikan bahwa hingga saat ini secara kultural, dunia medis, termasuk yang sudah menerapkan infrastruktur elektronik secara canggih sebagian besar transaksi informasi klinis masih berjalan secara face to face. Sehingga tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa keberhasilan sistem informasi di rumah sakit 90% merupakan masalah sosial kultural dan hanya 10% saja yang merupakan masalah informatika. 

 Issue Telemedicine 
Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan telehealth yaitu
a. Pembiayaan.
      Pembiayaan adalah hambatan dalam penyelenggaraan telehealth. Meskipun dijumpai bahwa telehealth banyak mempunyaimanfaat. Pemerintah masih kurang dalam mengembangkan telehealth. 
b. Aspek legal Aspek hukum menyatakan bahwa 
     warga negara harus dilindungi dari praktek petugas kesehatan yang tidak baikStandar keamananPerhatian dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah keamaan/keselamatan pasien. Sistem pelayanan telehealth harus bisa menjamin keselamatan bagi pasien. Berkaitan dengan hal tersebut ANA (American Nursing Association) menerbitkan 3 pedoman telehealth yaitu : Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998, kompetensi telehealth tahun 1999 dan mengembangkan protokol telehealth padatahun 2001 Keamanan data Telehealth memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record), yang rawan akan privasi, kerahasiaan dan keamanan data. Sehingga penyelenggaraan telehealth harus bisa menjamin keamanan data.Infrastruktur komunikasiInfrastruktur telekomunikasi merupakn bagian dari telehealth yang mempunyai biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang lain, adalah alat untuk hubungan antarmuka (interface) akan sulit menyelenggarakan telehealth jika tidak ada saling hubungan ( interkoneksi) antaralat. 
Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari materi dan objek transmisi nya. Misalnya.
 1. Teleradiologi
 2. Telepatologi 
3. Teledermatologi 
4. Tele Kardologi 
5. Teleprescribing 

 Aplikasi Telemedicine
 a. Skala Makro Dilaksanakan oleh salah satu intansi layanan kesehatan dalam skala terbatas
 b. Skala MikroA.Aplikasi Sektoral : terbatas untuk satu subdisiplin ilmu kedokteran / bidang layanan kesehatan
c..Aplikasi Regional : mencakup keseluruhan bidang pelayanan kesehatan terbatas dalam wilayah tertentu dalam suatu negara. 

          Aplikasi Nasional : mencakup keseluruhan bidang pelayanan kesehatan di semua wilayah di suatu negara.Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari materi dan objek transmisi nya. Misalnya, teleradiologi, teledermatologi, telepsikiatri,teleneurologi, teleedukasi, telekonsultasi, pengobatan telenuklir, teleotorinolaringologidan penatalaksanaan trauma jarak jauh. Selain itu dikenal pula berbagai disiplin telemedicine lainnya sepertitelenursing(pelayanan keperawatan jarak jauh), danteleprescribing(resep jarak jauh).Perangkat keras dan lunak telemedicine sangat mahal, terutama transmisi yang menggunakan saluran pita lebar, sehingga akses pusat kontrol dan server sebaiknya berada di center-center besar. Namun harus dibedakan mana yang bisa diaplikasikan sesuai kemampuan, dan mana yang harus menunggu pemakaian teknologi tinggi 

Daftar pustaka 
http://gwsemar.blogspot.in/2014/04/aplikasi-telemedicine-dan-penerapannya.html?m=1. 

http://id.m.wikipedi.org/wiki/Telemedis?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%1C3932933924 Diposting oleh ida rohmayati di 20.48